Senin, 05 November 2012

"Hole"




Indonesia adalah negara yang kaya dengan budayanya. Dan setiap buaya - budaya yang di miliki mempunyai ciri khas tersendiri. Kebudayaan meliputi segala segi dan aspek dari hidup kita sebagai makhluk sosial. Karena pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang berbudaya, manusia hidup dalam budaya, ia berkembang dalam kebudayaan dan akan terus mewariskan kebudayaan. Oleh karena itulah kebudayaan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Secara lebih singkat dan lebih luas kebudayaan merupakan hasil karya dan cipta karsa manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya agar mampu bertahan dalam lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimana ia hidup. Kebudayaan berupa nilai-nilai, kepercayaan, ilmu pengetahuan, kesenian, hukum, moral, teknologi, adat istiadat dan segala kemampuan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat (Diktat Agama dan Budaya Samuel Patty).
 Begitu juga dengan pulau Sabu. Pulau sabu adalah pulau yang ada di Propinsi Nusa Tenggara Timur yang sat ini telah menjadi kabuten. Masyarakat  Sabu sampai dengan saat ini juga begitu mempertahankan warisan kebudayaan yang wariskan oleh para leluhurnya. Kebudayaan begitu sangat mempengaruhi kehidupan sosial mereka . 

Masyarakat Sabu menganut agama asli Jingitiu sebelum agama Kristen masuk ke pulau Sabu. Orang Sabu mempunyai suatu konsep dasar tentang kepercayaan terhadap agama suku Jingitiu.  Jingitiu merupakan agama suku orang Sabu, yang dibangun atas konsep dasar akan adanya Zat Ilahi  yang disapa sebagai Deo Ama  Asal dari segala sesuatu atau Deo Woro Deo Pennji (Tuhan Pencipta Semesta Alam); suatu oknum Ilahi Yang Maha Tinggi, yang menjadi asal pangkal dari alam semesta dan segala sesuatu yang ada di dalamnya (Riwu Kaho, Orang Sabu dan budayanya). Hole merupakan salah satu ritual adat dari masyarakat sabu khususnya bagi orang - orang yang beragama suku Sabu. Hole merupakan istilah atau sebutan yang dipakai oleh orang Sabu dalam ritual pengantaran panen pada bulan Banga Liwu (bulan purnama) hari ke 5- sampai ke-8 setelah purnama, yaitu antara pertengahan April sampai pertengahan Mei, yang dianggap baik dan membawa keuntungan, kegembiraan serta kesejahteraan (Biro Humas Setda Propinsi NTT, Hole Ritual Budaya Masyarakat Sabu; Kupang 2004, 29) Upacara hole sebagai ungkapan syukur masyarakat merupakan  wujud bakti semua orang yang ada di pulau Sabu terhadap jasa dari para leluhur yang telah memberikan kehidupan bagi mereka. Hole adalah salah satu upacara yang sakral dalam budaya orang Sabu. Hole adalah “upeti” atau “bala”  yang di kirim keluar dari pulau Sabu lewat perahu Hole (Mapiga Laga) untuk mengirimkan upeti yang berupa ketupat-ketupat yang didalamnya berisi padi, sorgum, kacang hijau, kelapa, serta sepotong kayu dadap yang biasanya dipakai untuk menenun, juga kayu cendana dan biji kopra. Bukan hanya tumbuhan saja tetapi ada beberapa hewan yang di masukan juga dalam perahu hole yaitu kambing, ayam, dan anak anjing.
      Persembahan yang diberikan berupa hasil panen mereka tersebut kemudian di hantarkan kelaut sebagai penolak bala agar mereka terhindar dari bencana, sakit penyakit serta mereka memiliki hasil yang baik pada saat peen yang akan datang. Bagi mereka hole mengandung nilai solidaritas sosial dengan alam dan sesama manusia, untuk menghargai dan mempertahankan budaya yang merupakan jati diri mereka yang merupakan warisan leluhur. Hole menjadi salah satu ritual untuk mempererat tali persaudaraan dan persatuan. Mereka akan berbondong - bondong menyaksiakan dan mengikuti upacara ritual tersebut baik itu orang tua, muda, anak kecil maupun dari semua segi lapisan masarakat. 

       

1 komentar:

  1. Casino Site & Promotions - Lucky Club
    Casino Site & Promotions. Online gambling luckyclub and casino games at a glance. The Casino, a casino located in the city of Biloxi. It is

    BalasHapus