Pendidikan
pada hakikatnya merupakan suatu proses memanusiakan manusia melalui
pengembangan seluruh potensinya sesuai dengan tuntutan yang berkembang
dilingkungannya. Peran
pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai,
terbuka, dan demokratis, diperlukan pembaruan dalam pendidikan demi kemajuan
suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan itu diharapkan dapat
menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia. Untuk mencapai itu, pendidikan
harus adaptif terhadap perubahan zaman sehingga dibutuhkanlah metode belajar yang lebih kreatif. Salah satunya dengan tori belajar konstruktivisme. Dengan
metode pembalajaran Konstruktivisme dapat membantu proses belajar menjadi
lebih kondusif untuk membangun motivasi
belajar dalam diri siswa agar mereka dapat mengembangkan setiap potensi yang
ada pada meerka, serta menjadi pribadi – pribadi yang mandiri yang mampu
bersaing dengan masyarakat luas bahkan perkembangan Ilmu pengetahuan dan
teknlogi yang semakin berkembang saat ini.
Pemikiran
awal konstruktivisme ditemukan oleh Giambatissta Vico (1668-1774) seorang ahli
Filsafat ilmu pengetahuan yang berpendapat bahwa, manusia mengatahui sesuatu
setelah manusia membangun pengetahuan itu sendiri. Sedangkan menurut Glaserfelt (Abdurahman, 2002:9) mengemukakan bahwa teori
konstruktivisme berawal dari asusmsi bahwa pengetahuan berkambang dari hasil
pikiran manusia melalui kostruksi berpikir, bukan melalui transfer bagaikan
komuditi yang pindah dari pikiran guru ke pikiran siswa atau sesuatu yang dapat
diberikan melaui komunikasi bahasa. siswa bukan lagi seperti botol kosong yang terus diisi oleh guru tetapi guru seharusnya dapat menjadi fasilitator yang mampu membangun motivasi belajar siswa serta merangsang kemandirian siswa,
untuk mengembangkan pengetahuan mereka secara individu tetapi sesuai dengan ketentuan kurikulum yang berlaku.