Selasa, 23 Oktober 2012

"Teori Konstruktivisme dalam pendidikan"




Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu proses memanusiakan manusia melalui pengembangan seluruh potensinya sesuai dengan tuntutan yang berkembang dilingkungannya. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis, diperlukan pembaruan dalam pendidikan demi kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan itu diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia. Untuk mencapai itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman sehingga dibutuhkanlah metode belajar yang lebih kreatif. Salah satunya dengan tori belajar konstruktivismeDengan  metode pembalajaran Konstruktivisme dapat membantu proses belajar menjadi lebih kondusif untuk membangun motivasi belajar dalam diri siswa agar mereka dapat mengembangkan setiap potensi yang ada pada meerka, serta menjadi pribadi – pribadi yang mandiri yang mampu bersaing dengan masyarakat luas bahkan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknlogi yang semakin berkembang saat ini. 

Pemikiran awal konstruktivisme ditemukan oleh Giambatissta Vico (1668-1774)  seorang ahli Filsafat ilmu pengetahuan yang berpendapat bahwa, manusia mengatahui sesuatu setelah manusia membangun pengetahuan itu sendiri. Sedangkan menurut Glaserfelt (Abdurahman, 2002:9) mengemukakan bahwa teori konstruktivisme berawal dari asusmsi bahwa pengetahuan berkambang dari hasil pikiran manusia melalui kostruksi berpikir, bukan melalui transfer bagaikan komuditi yang pindah dari pikiran guru ke pikiran siswa atau sesuatu yang dapat diberikan melaui komunikasi bahasa. siswa bukan lagi seperti botol kosong yang terus diisi oleh guru tetapi guru seharusnya dapat menjadi fasilitator yang mampu membangun motivasi belajar siswa serta merangsang kemandirian siswa, untuk mengembangkan pengetahuan mereka secara individu tetapi sesuai dengan ketentuan kurikulum yang berlaku.